Tentang Mazhab Tauhid. Dalam konteks studi Islam tradisional, pembahasan tentang Tauhid (Keesaan Allah) dan Aqidah (keyakinan) melahirkan beberapa aliran pemikiran atau mazhab teologis (kalam) yang berusaha menjelaskan sifat-sifat Allah, keadilan-Nya, takdir, dan hubungan-Nya dengan perbuatan manusia.
Secara umum, dua mazhab teologi (atau aliran Aqidah) utama yang paling dominan dan memiliki pengikut terbesar adalah:
- Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Asy'ariyah) dan Maturidiyah
- Mu'tazilah
Pertama: Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Ini adalah mazhab mayoritas umat Islam, dan terbagi menjadi dua aliran utama yang memiliki sedikit perbedaan.
A. Aliran Asy'ariyah (Al-Asy'ari)
- Pendiri: Abu al-Hasan al-Asy'ari (w. 324 H/936 M).
- Pandangan Inti: Mereka berusaha mengambil jalan tengah antara Mu'tazilah (yang terlalu mengedepankan akal) dan kelompok tekstualis murni.
- Perbedaan Mendasar (Sifat Allah): Mengimani Sifat-Sifat Allah seperti wajah, tangan, atau bersemayam (Istiwa') di atas Arasy, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an.Namun, mereka melakukan Tafwidh (menyerahkan maknanya) atau Ta'wil (menafsirkan) sifat-sifat tersebut agar tidak diartikan secara harfiah layaknya makhluk, karena "Laisa kamitslihi syai'un" (Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya).
B. Aliran Maturidiyah (Al-Maturidi)
- Pendiri: Abu Manshur al-Maturidi (w. 333 H/944 M).
- Pandangan Inti: Sangat mirip dengan Asy'ariyah, tetapi cenderung memberikan peran lebih besar pada akal (rasio) dalam memahami keimanan dan kewajiban.
- Perbedaan Mendasar (Sifat Allah & Akal): Dalam isu akal, mereka meyakini bahwa akal dapat mengetahui kewajiban untuk mengenal Allah, meskipun wahyu belum diturunkan. Lebih cenderung melakukan Ta'wil (penafsiran) terhadap sifat-sifat khabariyyah (sifat yang disebutkan dalam teks seperti 'tangan' atau 'wajah') daripada Tafwidh.
2. Mu'tazilah (Rasionalis Teologis)
Mazhab ini kini hampir punah tetapi memiliki pengaruh besar pada awal sejarah Islam, dikenal karena sangat mengedepankan akal.
- Pendiri: Washil bin Atha' (berpisah dari Hasan al-Bashri).
- Pandangan Inti: Aqidah mereka didasarkan pada Lima Prinsip Dasar ($al-Usul al-Khamsah$).
- Perbedaan Mendasar (Sifat Allah & Akal): Mereka secara ketat berpendapat bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat yang berdiri sendiri selain Dzat-Nya (seperti mendengar, melihat). Mereka khawatir sifat-sifat ini akan menimbulkan pemahaman adanya banyak entitas yang kekal di samping Allah.Mereka cenderung menolak atau menafsirkan sifat-sifat Allah (terutama sifat antropomorfis seperti tangan, wajah, atau Istiwa) secara metaforis murni (misalnya, Tangan Allah diartikan sebagai Kekuasaan).
| Isu Teologis | Ahlus Sunnah (Asy'ariyah/Maturidiyah) | Mu'tazilah |
| Sifat-Sifat Allah | Mengimani sifat-sifat Dzat dan sifat-sifat perbuatan. Menafsirkan sifat khabariyyah agar tidak sama dengan makhluk. | Menolak sifat-sifat Allah (terutama yang antropomorfis) karena khawatir melanggar Tauhid (menganggapnya sebagai entitas terpisah). |
| Kehendak Bebas (Takdir) | Manusia memiliki kehendak untuk memilih (Ikhtiyar), tetapi perbuatan manusia diciptakan dan ditetapkan oleh Allah (Kasb). | Manusia sepenuhnya bebas dan menciptakan perbuatannya sendiri. Allah tidak menciptakan perbuatan buruk manusia. |
| Janji & Ancaman ($al-Wa'd wal Wa'id$) | Dimungkinkan bagi Allah untuk mengampuni dosa besar (kecuali syirik) bagi yang dikehendaki-Nya. | Wajib bagi Allah untuk menepati janji-Nya (memberi pahala) dan melaksanakan ancaman-Nya (menghukum pelaku dosa besar) kecuali ia bertobat. |
