Disadari atau tidak disadari bahwa manusia itu adalah makhluk ciptaan Maha Kuasa yang paling sempurna dari makhluk lainnya walaupun makhluk lalin tidak kalah sempurnanya, yang menjadi tolak ukur disini adalah Akalnya.
disamping akalnya, dasar keinsanan atau kemanusiaannya adalah berdasarkan kepada empat hal, yaitu Siddiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh.
keempat hal tersebut tidak memandang ras, agama, status sosial dan lain sebagainya, manusia pertama yang sangat sempurna memperlihatkan keempat hal tersebut bernama Muhammad bin Abdullah, karena kejujurannya ia diberi gelar Al Amin, sukunya Qurays, bangsanya Arab, dikarenakan ia konsisten dengan keempat hal tersebut sehingga ia disifati dengan keempat hal tersebut dan dikenal keempat tersebut dengan sifat Nabi dan Rasul.
Dasar keyakinan atau yang dikenal dengan Akidah, Tauhid atau pegangan manusia yang beragama Islam adalah 40 sifat, yang dikenal dengan sifat 20 dan 4 sifat Nabi dan Rasul.
Jika manusia berprinsip kepada keempat sifat tersebut maka dikatakanlah ia manusia yang sangat sempurna sebagai ciptaan Tuhan.
Manusia mana yang tidak ingin dirinya menjadi manusia yang jujur, amanah, cerdas dan dapat berkomunikasi dengan jujur, amanah dan cerdas kepada makhluk Allah dipermukaan bumi ini. dan dapat pula dinyatakan kehancuran bumi dan isinya dikarenakan keluar jalur dari keempat hal tersebut.
ketika manusia telah menjadikan keempat hal tersebut menyatu dalam dirinya, tentu akan akan berdiri dan kokoh dalam menjalankan apa saja, atau mengerjakan apa saja, bahkan apapun agama dan keyakinanya akan berjalan sebagaimana mestinya, sebab pijakannya adalah keempat hal tersebut.
Simbol kejujuran hanya akan dilakukan oleh para Malaikat, sedangkan simbol kebohongan akan terlihat pada sosok Iblis, sedangkan keduanya menjalankan amanah dari sang pencipta, sedangkan keduanya bekerja untuk Allah demi keberlangsungan hidup manusia, namun semua yang ada pada kedua terdapat pada diri manusia yang dikenali dengan istilah sifat.
sifat adalah penggeraknya, sedangkan anggota tubuh manusia adalah pelaksananya, sedangkang kontrolnya adalah hati dan fikiran manusia itu sendiri.
jika ini dipahami, maka akan ditemukan maksud dan tujuan hidup yang sesungguhnya, Kitab-kitab sudah benar, bumi dan isinya sudah benar, tidak ada lagi yang harus dibenarkan apalagi mencari pembenaran, hanya saja manusia itu tinggal berjalan diatas yang benar, namun dikarenakan sang pencipta tidak menampakkan diriNya, maka manusia merasa tidak ada yang benar dihadapannya, manusia sadar betul bahwa ia akan sirna dan tidak kekal didunia ini, itulah dasar keraguannya yang sesungguhnya, sebab tidak semua manusia bisa menyadari keberadaan keempat hal tersebut.
Allahu A'lam
Posting Komentar
Komentar yang bijak akan kami hargai dengan bijak pula.