recent

Rabu, 08 Oktober 2025

Pakaian Kenabian

[full-width]

 

Terkadang akal itu akan mengatakan bahwa tugasnya adalah sebagai pencerah, pembanding dan menetapkan sesuatu walalu keputusan itu terkadang tidak sesuai dengan prinsipnya dan akan ada keputusan lain yang akan muncul sebagai kesinambungan dengan keputusan awal, dan begitulah seterusnya.

Secara penalaran bahwa pakaian itu adalah alat untuk menutupi jasad, lambang kesuksesan, menutup aurat dan lain sebagainya.
namun pada hakikatnya pakaian itu adalah sesuatu yang nantinya akan terlihat dan memperlihatkan siapa pemakainya, layak apa tidak ia mengenakan pakaian tersebut.

Kala itu dan ini dikenal bahwa Shalawat adalah sebuah ungkapan untuk sebagai tanda bahwa kecintaan seorang ummat kepada Nabi dan Rasulnya Muhammad bin Abdullah Muhammad Rasulullah Shalallaju 'Alaihi wasallam, disisi lain juga bahwa Allah memperkuat hal tersebut dengan FirmanNya:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Al-Ahzab: 56

Ayat ini menyatakan betapa pentingnya bershalawat kepada Rasulullah Muhammad S.A.W sebab shalawat hanya milik rasulullah dan bukan milik nabi-nabi yang lain.

Ummatnya ikut serta melaksanakanperintah tersebut, sebab Allah yang memberikan perintah tersebut secara langsung dan tanpa perantara walau seperti bersifat anjuran.

Jika ingin menalarinya, Shalawat adalah sebutan untuk memakai pakaian kenabian yang sering digandengankan dengan sifat ketuhanan yang sering disebut-sebut dengan limapuluh sifat (50), yakni:
1- Siddiq.
2- Amanah.
3- Fathonanh.
4- Tabligh.

Jika yang bershalawat mengetahui maksud dan tujuan shalawat tersebut maka ia akan terus bershalawat tanpa dikarenakan embel-embel serta intrik-intrik yang membuatnya harus bershalawat. Dengan shalawatlah ia akan mulai mewujudkan keempat tersebut, kemudian keempat hal itu akan menjadi pakaiannya, dengan pakaian itu ia akan datang menemui rasulullah, sehingga rasulullah akan memperkenalkan dirinya secara pribadi dan juga diri yang sedang bersamanya, itulah yang dikatakan syafaat, sebab hanya yang berpakaian keempat itulah yang berhak mendapatkan syafaat yang sesungguhnya, maka Allah juga akan membenarkannya dengan mengatakan:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Al-Ahzab: 56

Maka bernarlah ungkapan itu, Allah berwujud Muhammad rupanya Adam, Allah nyawaku Muhammad sifatku Adam Jasadku.

Ini adalah pembelajaran dasar, bukan pembelajaran tingkat tinggi, apalagi diklaim oleh salah satu kelompok pengajian tertentu, semua manusia, apapun agamanya dan lain sebagainya, wajib hukumnya untuk mengetahui asal usul dirinya yang tercipta dan untuk merealisasikan wujud keempat hal tersebut, jujur, amanah, cerdas dan berkomunikasi dengan jujur, amanah dan cerdas.

Jujur, amanah dan cerdas itu adalah milik semua manusia, dan tidak ada yang boleh mengklaim itu milik pribadi dan perorangan, ini juga pembelaran awal yang semestinya diajarkan dan bukan dikategorikan pelajaran tingkat tinggi, justru inilah dasarnya untuk menciptakan manusia yang sesungguhnya.

Kenapa dunia terlihat hancur?, tentunya jawabnya adalah dikarenakan godaan Iblis, padahal bukan itu jawabannya, tapi dikarenakan manusia tidak tahu bagaimana mewujudkan jujur, amanah, cerdas dan tabligh, namun manusia membuat gayanya masing-masing dengan menyatakan bahwa itulah siddiq, amanah, fathonah dan tabligh.

Ini bukan permasalahan agama, namun ini adalah masalah mengenal diri sendiri dan ada tempat ia merujuk asal cerita dirinya yang sebenarnya, jika seseorang telah benar mengetahui keempat hal itu dan melaksanakannya dalam kehidupanya yang nyata, maka dengan sendirinya ia akan membutuhkan agama, dan bukan sebaliknya, yakni beragama lalu membutuhkan keempat hal tersebut.

Allahu 'Alam.

Posting Komentar

Komentar yang bijak akan kami hargai dengan bijak pula.

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search